Monday, 29 July 2013

Kerrang! Magazine's Interview With M. Shadows (About New Album And More).


Avenged Sevenfold jadi model sampul majalah Kerrang! edisi terbaru (Issue 1474, tanggal 13 Juli 2013).

Di majalah tersebut terdapat wawancara bersama M. Shadows mengenai album terbaru mereka ”Hail To The King” yang mereka sebut akan jauh berbeda dengan album-album sebelumnya, album ini adalah album pertama yang mereka selesaikan tanpa Jimmy “The Rev” Sullivan, lalu tentang tema yang mereka tentukan untuk album baru ini, tentang betapa pentingnya bagi mereka untuk berlibur saat musim panas tahun lalu, tentang bagaimana mereka telah semakin berkembang secara personal daripada 10 tahun yang lalu, proses penulisan album “Hail To The King”.


K! [Kerrang! Magazine]: Kedengarannya album Hail To The king ini akan menjadi sesuatu yang berbeda dari album-album sebelumnya, kenapa?.
M. [M. Shadows]: “untuk di beberapa album sebelumnya, banyak orang bertanya-tanya musik apa yang juga kami dengarkan – dan jawabannya selalu sama, tidak berubah. Jawabannya selalu Pantera, metallica, megadeth, dan AC/DC. Kami rasa musik metal mulai menurun kualitasnya setelah akhir era '90an, menurun dalam artian kualitas produksi dan penulisan lagunya. Musik Metal tidak berada di barisan depan seperti dulu lagi.

Kami ingin membuat sebuah album yang banyak terinspirasi oleh musik-musik awal tahun '90an dan pertengahan tahun '80an, karena kami tumbuh besar dimasa itu. Dan kami bahkan terinspirasi lebih jauh lagi, yaitu terhadap musik-musik Black Sabbath dan Led Zeppelin. Kami mempelajari setiap album mereka, dan mencaritahu apa yang mereka lakukan dan bagaimana mereka melakukannya. Banyak dari mereka yang membuat lagu beriramakan musik Blues, jadi kami juga mempelajari musik Blues dan juga musik Klasikal. Kami hanya ingin membuat sebuah album yang berbeda.”

K!: Ini adalah album pertama yang kalian selesaikan tanpa Jimmy – apakah terasa aneh?.
M.: “Saat kami membentuk band ini, The Rev nggak menulis lagu begitu banyak, setidaknya sampai proses pembuatan album City Of Evil (2005) dan Avenged Sevenfold (Self-titled, 2007), dia nggak banyak menulis selain nada ketukan drum-nya sendiri. Dulu, saat kami udah mencapai titik dimana kami udah menulis 6 atau 7 buah lagu, kami sangat merasa semuanya sia-sia, lalu dia (Jimmy) datang dengan 3 atau 4 lagu yang sangat keren karangannya, dan hal itu tentunya bisa menutupi kekurangan albumnya. Dia memperkenalkan kami ke beberapa inspirasi yang lain, dia adalah penggemar musik Metal selama hidupnya, dan dia bisa menulis apapun dengan gaya apapun yang dia inginkan. Jadi saat kami udah mencapai titik dimana kami udah menulis 6 atau 7 lagu di album ini (Hail To The King), kami sangat merindukanya. Gue sangat berharap Jimmy ada bersama kami untuk menyelesaikan album ini. Tapi itu bukanlah suatu masalah, kami hanya memerlukan waktu.”


K!: Gimana nih perjuangan drummer baru kalian Arin Ilejay pas pembuatan album baru ini? M.: “Dia bener-bener mengerahkan semua kemampuannya di album baru ini!. Dia melakukan apapun yang kami butuh dia lakukan. Kami nggak mau ngelakuin hal seperti bikin drum fill buat dia atau pake Pro Tools buat memperbaiki kesalahan-kesalahannya. Dia bener-bener ngeluarin semua kemampuannya. Dia tau apa yang dia butuh lakuin, dia bekerja dengan keras waktu proses penulisan lagu, dan secara mental membuatnya menuju sebuah tempat yang dia butuhkan. Album ini akan membuat semua orang terkejut, karena ketukan drumnya sangat berbeda dengan apa yang telah kami lakukan sebelumnya. Juga karena penulisan lagu yang kami terapkan di album ini. Kami menulis lagu yang butuh tipe-tipe ketukan drum seperti yang dia lakukan. Gue bilang ke Arin. 'Liat deh, setiap orang bakalan tertuju sama lo karena musik di album ini Mereka bakal mengira lo bakalan bermain secara berlebihan seperti apa yang Jimmy dan Mike [Portnoy, ex-Dream Theater dan additional drummer di album Nightmare] lakuin sebelumnya.' Tapi kalo aja The Rev masih bersama kami, dia tentunya akan bermain seperti ini juga. Dia nggak bakal melakukannya secara berlebihan; dia akan terpaku pada iramanya, dan dia bakal membuatnya sepowerful mungkin, daripada setechnical mungkin. Gue nanya Arin apa dia bakal terima dengan segala konsekwensi yang bakal dia dapetin. Dia akan terima itu, dan dia ingin melakukan apapun yang terbaik bagi kami semua dan lagu-lagunya.”


Secara jelas, jika Avenged Sevenfold telah mengungkapkan hal-hal tentang "para fans mungkin tidak suka album ini" yang mungkin akan mereka dapatkan, ini adalah album yang sama sekali berbeda dengan album Nightmare atau Self-titled mereka. Mengenai lirik-lirik lagunya, album sebelumnya bercerita ataupun terfokus kepada Jimmy, dan ungkapan rasa duka saat kehilangan sahabatnya; kali ini dia mencoba untuk tidak menulis apapun yang berhubungan dengan hal-hal pribadi. Disaat dia menceritakan album ini kepada kami, dia nggak mau terus-menerus membicarakan tentang The Rev saja. Sebaliknya, di album Hail To The King ini, sang frontman mencoba untuk membuat album tentang Iblis, yang dipadu dengan jalan cerita, dan bahkan termasuk cerita mengenai perjalanan ke luar angkasa.

K!: Apa yang lo coba untuk tulis di album Hail To The King ini?.
M.: “Album Nightmare dipenuhi oleh beban batin perasaan kami, dan kami ingin segera menyingkirkannya. Kami pengen sekali lagi mencoba untuk membuat album yang mempunyai jalan cerita (bisa dibilang juga Concept Album) dan menulis lirik-lirik yang terdengar metal. Ada banyak tema keagamaan di album ini meskipun dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Ada sebuah lagu Requiem kematian – dan banyak hal seperti itu, pada dasarnya, yang kami lakukan adalah membuat jalan cerita yang keren. Kami kembali ketempat dimana band ini inginkan saat pertama kalinya, yang mana lebih menyenangkan. Gue pikir musik Metal jangan terlalu dibikin serius.”

K!: Apakah ini adalah sebuah usaha yang kalian sengajakan agar nggak membicarakan Jimmy lagi, setelah kalian menghadapi kepergiannya dengan sangat terbuka di album Nightmare?.
M.: “Tentunya. dan gue akan menanti kedepannya agar nggak melakukan itu lagi. Pada waktu yang sama, senang rasanya bisa membicarakan dia, sahabat terbaik kami [pada siklus Album Nightmare], dan senang rasanya memberitahukan kepada dunia segala tentangnya. Tapi kami telah dan sudah melakukan hal itu, mungkin sekarang tidak lagi. Kami harus terus bangkit dan terus maju.”

K!: Jadi itu adalah keputusan kalian sendiri untuk tidak menulis atau membuat lagu yang menceritakan tentang hal-hal yang berhubungan dengan pribadi kalian?.
M.: "Gue nggak merasa seperti itu, jujur aja nih. Lagu-lagu di album ini terdengar sangat epic, yang jika kami menulis lagu yang berhubungan dengan perasaan pribadi kami lagi, nggak bakalan kerasa gregetnya. Kegregetan inilah yang akan menjadi suatu podium sempurna untuk menceritakan suatu cerita yang ada di lagu-lagunya, dan ada banyak hal-hal menarik lainnya. Gue lebih memilih dengerin suatu lagu yang epic dan badass ketimbang dengerin lagu yang isinya curhatan seseorang tentang masalah-masalahnya. Gue lebih memilih dengerin lagu yang penuh dengan cerita-cerita keren ketimbang dengerin lagu yang isinya curhatan tentang pribadinya sendiri."

Album Hail To The King mulai dikerjakan pada akhir tahun 2012, dimana sebelumnya mereka berlibur panjang saat musim Panas berlangsung, yang mungkin mereka sudah terpikir tentang-tentang konsep lagu-lagu baru mereka, akan tetapi mereka tidak menyatakan apapun tentang itu. M. Shadows membicarakan sesuatu tentang “butuh waktu berminggu-minggu ataupun berbulan-bulan” dimana mereka belum ingin menulis apapun. Dia berbicara tentang “Melepas lelah dan menunggu waktu yang tepat, karena kami nggak ingin kami membuat lagu yang buruk”. Pernyataan tersebut membuatnya terdengar bahwa mereka lebih mengkhawatirkan soal waktu daripada yang lainnya.
Karena, musim Panas tahun lalu, Avenged Sevenfold bersikukuh bahwa mereka tidak akan mengeluarkan lagu-lagu baru. Dan itu karena mereka memang tidak mau. Kenyataannya, mereka mengkhawatirkan waktunya dan lagu-lagu yang mungkin akan mereka buat. Tapi mereka rasa lebih baik mereka melepas lelah, beristirahat, dan menikmati musim Panas terlebih dahulu.

K!: Seberapa penting sih buat kalian liburan musim Panas tahun lalu?.
M.: “Kami harus mengisi ulang batere (tenaga) kami. Kami ingin menunggu sampai kami mendapatkan beberapa inspirasi yang datang kepada kami. Kami nggak mau terlalu cepat tapi hasilnya malah buruk. Kami butuh waktu lebih karena kami udah ngadain tur yang sangat panjang, dan itu saatnya buat kami untuk beristirahat dan ngedapetin tenaga kami lagi. Kami bisa aja mulai nulis dan bikin lagu setelah siklus tur kami selesai. Tapi kami nggak mau hasilnya buruk, kami nggak mau cepet-cepet nyelesein sebuah album yang jelek karena kami terburu-buru.”

K!: Jadi gimana caranya lo mengisi ulang tenaga lo?.
M.: “Kami ngelakuin semua hal yang juga orang lain lakuin. Gates berselancar dipantai setiap hari, jalan-jalan dan pergi makan malam bersama istrinya. Zacky juga berselancar tiap hari. Gue pergi bermain golf dan menghabiskan waktu bersama keluarga dan temen-temen gue. Terkadang lebih enak rasanya hanya duduk-duduk di sofa sambil nonton TV dan main video games, atau main golf.”

K!: Jadi, apakah bisa dikatakan selera kalian udah berubah?. 10 tahun lalu, istirahat bagi kalian adalah minum-minum bersama. Sekarang, istirahat berarti pergi main golf...
M.: “Gue rasa selera dan hobi gue udah lebih disesuaikan. Semua orang pasti tumbuh dewasa, kami nggak perlu takut akan hal itu. Gue lebih milih main basket, main golf dulu, dan tunggu minum-minumnya sampai akhir pekan tiba. Gue nggak perlu maksain diri gue dan mencoba untuk membunuh diri gue setiap malam jika tetap melakukan hal itu, sekarang.Kami beruntung bisa meluangkan waktu untuk beristirahat selama kami bisa. Tapi pada waktu yang sama ada semangat yang bergebu-gebu didalam jiwa kami. Gue cuma pengen memastikan bahwa semua yang kami hasilkan nantinya sangat keren. Itulah hal yang gue peduliin. Meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama, itu nggak masalah. Dan jika kami menjadi band yang lebih dewasa lagi, itu juga nggak masalah. Tapi saat kami membuat album nanti, album itu harus menjadi album yang keren, semetal mungkin, dan juga serock mungkin. Kalo nggak begitu, kami bener-bener udah nyia-nyiain waktu kami.”

K!: Kapan tepatnya kalian memutuskan waktu yang tepat saat pengen mulai nulis album lagi, kemaren?.
M.: “Saat kami udah beristirahat selama beberapa bulan, dan kami udah bosen istirahat terus jadi kami mulai menulis album saat kami udah mulai bosen istirahat terus. Terkadang, duduk-duduk di sofa aja bisa membuat lo bersemangat, karena saat itu lo sadar bahwa lo nggak cuma bisa ngelakuin hal itu seumur hidup lo. Kami semua udah mencapai titik tersebut, dan lalu kami mulai menulis albumnya.”

A7X memulai mengerjakan album baru pada bulan September tahun 2012 lalu dan mereka mulai menentukan jadwalnya. Mereka bekerja hingga 8 sampai 12 jam perhari, dari hari Senin sampai hari Jumat, mereka melakukannya sampai bulan Februari tahun ini. “Saat kami siap melakukannya, maka artinya kami benar-benar siap” jelas M. Shadows. Pada akhir pekan mereka beristirahat di rumah dan memikirkan ide-ide tentang albumnya, pada hari Senin pagi, mereka mulai bekerja lagi.

K!: Gimana proses penulisan lagu kalian berlangsung?.
M.: “Hal yang pertama kali kami lakukan adalah kami membicarakan tentang alur yang kami inginkan untuk lagu-lagunya, setelah itu kami membicarakan tentang riff-riff-nya. Kami tentukan alur lagunya, lalu kami mencoba membuat riff-riff yang cocok dengan alurnya. Kami nggak mau membuang banyak waktu pada banyak hal yang nggak penting. Saat kami udah mententukan alur yang kami inginkan, maka kami mulai proses selanjutnya.”

K!: Jadi yang kalian lakukan itu sangat terorganisir ya, apa pendekatan yang kalian ambil di album baru ini?.
M.
: “Gue memandang musik sama seperti gue memandang olahraga. Gue pengen menang, gue pengen kami menjadi band terbaik. Disaat kami mengeluarkan album-album baru, gue pengen orang-orang sanagt menyukainya. Jadi itu adalah 5 bulan lebih proses penulisan yang berat bagi kami. Ketika kami udah ngelewatin masa itu, perekaman album jauh lebih mudah. Kami udah mempunyai pandangan akan seperti apa nantinya, sesuai dengan apa yang kami inginkan. Jadi kami mulai proses perekaman albumnya dan menyelesaikannya.”


Hasil jerih payah mereka akan segera kita lihat dan dengarkan di bulan Agustus nanti – tapi melihat dari apa yang M. Shadows bicarakan, Hail To The King akan menjadi sesuatu yang mengejutkan bagi beberapa orang. Tapi begitulah resiko yang harus dihadapi oleh sebuah band yang sudah lebih dewasa, lebih bijaksana, dan yang telah merefleksikan hal tersebut ke penulisan lagu mereka.Dan tibalah waktunya untuk kembali mengadakan konser lagi. A7X akan manggung di UK di bulan November dan Desember nanti – tiga jadwal di tiga stadium besar yang berbeda. Termasuk Wembley – dan mereka menjanjikan akan membawakan pertunjukan yang belum pernah dibawakan di UK sebelumnya.

“Kami selalu ingin mencapai sebuah titik dimana kami manggung di banyak tempat di UK” sahut M. Shadows.“Kami selalu pengen bilang 'Di waktu selanjutnya kami ngadain konser di UK, kami cuma pengen manggung di hanya tiga tempat berbeda dan harus di tempat yang besar, ketimbang manggung di beberapa tempat yang lebih kecil.'.” Setelah tragedi dan kesedihan yang mereka perlihatkan di Album Nightmare, Avenged Sevenfold siap untuk kembali lagi, dan bersiap untuk mengklaim apapun saja menjadi milik mereka. Hail to the Kings!.
Di wawancara tersebut, terdapat sebuah mini artikel dimana M. Shadows mendreskripsikan (YANG BERARTI TELAH MENGKONFIRMASIKAN) beberapa lagu yang ada di album “Hail To The King” ini. (DIANTARANYA dibawah ini):

SHEPHERD OF FIRE
“Ini adalah lagu pertama di album ini. Jika lo mendengarkan alunan musiknya, lo bakalan ngerasa kaya terseret kedalam neraka. Mulai dari Riff lagunya, lalu bunyi bel yang berdering, bunyi terompetnya, hingga ke dentuman drumnya, lo bakalan ngerasa terseret sangat jauh kesana. Seperti lagu-nya The Rolling Stones; Sympathy For The Devil, saat lo ngedengerin lagu itu, lo bakalan ngerasa bagaikan ada iblis berlidah perak yang sedang bicara sama lo. Dia nggak bicara mengenai api neraka yang menyulut-nyulut dan bau belerang yang menyengat; dia memancing lo kebawah dan bilang bahwa dia bisa bikin hidup lo lebih baik daripada orang-orang diatas sana. Ada sesuatu yang terasa menggoda dilagu ini, dicampur dengan pure chaos dibelakangnya”

REQUIEM
“Kami ingin membuat sebuah musik requiem (musik kematian, lengkapnya baca:http://en.wikipedia.org/wiki/Requiem) yang lebih gelap daripada yang biasanya, yang hanya berkisar tentang, “Ya tuhan, selamatkanlah kami.” Lagu Requiem versi kami ini mengisahkan tentang seorang raja kegelapan yang datang dari dalam api neraka yang datang untuk nyelamatin lo. Kedengaran sangat gila, lagu yang dipenuhi oleh berbagai macam orkestra, strings (seperti violin dan viola), dan kegilaan-kegilaan lainnya. Ada banyak pengalaman yang menginspirasi kami dalam membuat album ini – gue terinspirasi dari sebuah kejadian yang terjadi di salah satu bar di daerah kami, Johnny's Bar, dan gue mengatur proporsinya untuk membuat sebuah lagu dari pengalaman tersebut.”

PLANETS
“Lagu ini memberikan nuansa antargalaksi seperti di film yang ada Darth Vadernya, Star Wars – bagaikan mars kerajaan dengan terompet dan musik metal. Ada lagi lagu yang lain yang judulnya ACID RAIN  lagu sesudah lagu Planets ini. yang menceritakan tentang tentang cerita cinta dan apa yang terjadi setelah planet-planet tersebut hancur dan lo bagaikan sedang menelusuri luar angkasa bersama dengan yang lo cintai sampai mati. Jadi, ada banyak nuansa gelap, cerita-cerita gila yang bertebaran dimana-mana, dan tentunya dibalut dengan musik Metal.”


Album baru Avenged Sevenfold, Hail To The King, akan di rilis pada tanggal 27 Agustus 2013, oleh Warner Bros.

0 komentar:

Post a Comment